January 09, 2011

Jangan kau pungkiri Nikmat itu

Hari-hari yang melelahkan. Badan terasa remuk redam. Tapi sungguh besar nikmat Allah yang aku rasakan.

Hari Sabtu 8 Januari aku stok opname di salah satu dealerku di pusat perbelanjaan yang termasuk elite di Jakarta ini. Aku harus melakukan stok untuk menyelesaikan program konsinyasi. Pukul 8.45 pagi aku sudah sampai di mall elite tersebut. Setelah menemui admin mereka, aku langsung melakukan stok produk perusahaan tempat aku bekerja.

Dan selama hidup aku, aku baru mengetahui jikalau ada konter di mall kawasan elite yang melakukan pengajian dulu sebelum membuka konter mereka. Biasanya aku menemui "brifing" sebelum membuka konter. Ternyata suasana ini begitu menarik hatiku. Sungguh pemandangan yang tidak seperti kebayakan. Pengajian di sini maksudnya adalah mengaji bersama, membaca surat Qur'an dilanjutkan pembacaan doa. Aku benar-benar takjub dengan pemandangan seperti ini. Karena selama aku berkecipung dengan konter-konter, baru sekali ini aku mendapatkan suasana seperti ini. Apalagi konter tersebut berada di mall elite. mendengar suara mengaji mereka, hatiku tersentuh dan merasakan rindunya pada Allah dan Muhammad. Aku juga merasa sangat kecil dan lemah.

Memang, saat ini ujian datang padaku. Gaji bulanan selalu habis di minggu pertama setiap bulan, belum lagi sumur di rumahku belum juga mengalir airnya dan kesulitan dana untuk melakukan penembokan bagian belakang rumahku.

Aku merasa tak berdaya dengan kondisiku saat ini. Aku merasa Allah menjauh dariku dan membiarkan aku terpuruk dalam kondisi seperti ini. Aku merasa tak bisa dan selalu terpuruk.

Tapi, saat aku mendapatkan suasana saat stok opname, hatiku langsung berbalik. Aku rindu padaMu ya Allah..... dan aku merasa sedikit tenang dengan suasana hati dan hidupku.

Pukul 11.45 aku sudah selesai stok opname dan kuputuskan untuk mengunjungi seorang teman yang sudah seperti saudara bagiku karena kami pernah kos bersama dan merasakan suka dan duka bersama. Aku meluncur ke arah selatan. Sebenarnya ada rasa enggan dihatiku untuk menermui temanku ini, tapi aku harus menyambung silaturahmi untuk rasa pertemanan yang telah kami bina selama lebih dari 7 tahun ini. Syetan akan senang melihat manusia yang memutuskan tali silatuhrahmi.

Setelah memasuki mall di selatan Jakarta, aku berusaha untuk mengingat lagi letak konter temanku ini. Karena setahun yang lalu aku sudah pernah datang berkunjung tapi Allah belum mengijinkan kami untuk bertemu. Letak konter sang teman dengan mudah aku temukan berkat spanduk yang dipasang olehnya di Hall Mall.

Seperti yang aku duga, temanku juga terkejut dengan pertemuan ini. Ada rasa tidak nyaman dan kaku di antara kami. Tapi, tekadku untuk bersilatuhrahmi sudah bulat dan aku berusaha mencairkan suasana. Setelah kami mengenang masa lalu kami yang dilalui dengan suka dan duka, akhirnya suasana cair dan kami terbawa oleh suasana.

Dulu, temanku ini hanyalah seorang gadis yang hanya lulus SMP di kampungnya. Di Jakarta ini, Ia sudah pernah bekerja di beberapa garmen, jadi SPG dari toko ke toko karena pendidikannya yang rendah itu. Saat kos bersamaku, aku membangkitkan semangatnya untuk bersekolah lagi di Paket C. Saat itu dia bekerja di sebuah optik di ITC Mangga Dua, dan 4 kali dalam seminggu dia belajar di sekolah malam untuk mendapatkan ijazah Paket C. Kalau ingat dulu saat dia sekolah di paket C, rasanya kasihan benar Dia, dengan susah payah Ia belajar dan harus cepat menguasai pelajaran yang belum pernah dilaluinya itu. Bahkan Ia sempat putus asa saat dirinya dinyatakan tidak lulus ujian setelah sekolah kejar Paket C selama 2 tahun. Ia merasa sangat sia-sia dan benar-benar menyesali dirinya. Tapi aku tetap memberinya semangat untuk mengulang ujian itu demi masa depannya. Syukur Alhamdulillah akhirnya Ia lulus juga walaupun sempat mengulang ujian ketiga kalinya. Dan Ia mendapatkan ijasah Paket C.

Allah telah membalikkan hidup keluarganya. Sudah sekian tahun Bapaknya belum berhasil dalam mendapatkan rezeki dengan berjualan kayu. Tapi, Allah dengan mudahnya membalikkan hidup keluarganya dengan adanya pembelian-pembelian tunai secara terus menerus. Rezeki yang diterima oleh Bapaknya bisa menghantarkan Bapak dan Ibunya pergi berhaji dan bisa memberikan modal pada anak-anaknya untuk membuka konter sendiri di kota besar seperti Jakarta ini.

Tanpa usaha yang keras, tanpa perjuangan dan doa, tanpa ada kemauan yang keras, seseorang tidak akan menjadi berhasil dalam kehidupan ini. Dan itulah yang terjadi dengan temanku ini. Dengan usaha yang keras, perjuangan dan doa serta kemauan yang besar, seorang gadis berbadan kecil yang hanya berijasahkan Kejar paket C, akhirnya bisa mempunyai konter yang beromset puluhan juta. Dan dia menjalankan usahanya ini seorang diri untuk kulakan bahan dan penyelesaian semua pekerjaannya. Subhanallah, Dia suskses di usia muda dan aku yang berpendidikan lebih dari Dia aja belum mampu berdiri di atas kakiku sendiri, masih saja menjadi pegawai dan pegawai.

2 Kejadian hari Sabtu itu, sangat membekas dihatiku. Hatiku bergetar, dan aku seakan-akan telah diingatkan bahwa hidup ini penuh dengan perjuangan dan kita harus mensyukuri nikmat Allah yang telah ada pada diri kita. Seperti para SPG di mall elite tersebut, mereka tetap mengaji bersama sebelum konter mereka buka dengan harapan Allah memberikan rezeki penjualan pada konter mereka. Mereka tetap memuji Allah, melantunkan ayat-ayat Allah walaupun mereka berjualan di konter Mall elite. Mereka tetap ingat pada keagungan Allah.

Kisah temanku lebih membuka mata hatiku bahwa di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Gambaran dia dulu seorang gadis yang hanya lulus SMP, harus 3 kali mengikuti ujian kelulusan kejar Paket C, dan memiliki banyak kekurangan, sekarang berpenghasilan puluhn juta setiap bulannya di usia 23 tahun. Dengan perjuangan, kemauan dan doa Ia mampu mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

Sedangkan aku, aku yang berpendidikan lebih tinggi dari dia...belum juga mampu berdiri di kaki sendiri, masih menjadi pegawai yang selalu merasa kekurangan, dan selalu merasa terpuruk dengan kondisi yang serba kekurangan tanpa pernah bisa mensyukuri nikmat Allah yang telah aku dapatkan selama ini...Masya'Allah.....

Allah telah menunjukkan kasih sayangnya padaku, aku bisa membayar cicilan rumah yang sempat menunggak 2 bulan, dan sekarang sumurku sudah ada airnya walaupun itu semua aku dapatkan dari pinjaman orang lain. Alhamdulillah.....beberapa masalah telah selesai dalam waktu 2 X 24 jam. Dan akankah aku pungkiri nikmat itu??????? Semoga tidak....!!!
lanjutan...