February 23, 2008

Kenangan bersama Brondong

Sudah beberapa pekan ini aku sering dicengin ama salah satu teman kerjaku, dia suka-suka tanya berbagai hal padaku dan dia tanpa sungkan-sungkan meminta nomer Handphoneku padahal dia masih tergolong pegawai baru di kantorku. Dan suatu saat lewat sms, dia mengungkapkan keinginannya punya istri yang lebih dewasa pemikirannya dari dia, dan dia bertanya padaku apakah ada kesempatan buat dia dihatiku....

Awalnya dia begitu terburu-buru pingin kita jadian. Jujur saat itu aku gak ke-GR-an tapi aku harus realistis bahwa aku sudah pernah gagal membina hubungan dengan 4 brondong. Saat itu aku minta Dia untuk berpikir dan berpikir. Aku sendiri sangat ragu pada perasaannya untuk itu aku punya trik untuk menguji kesungguhan hatinya. Aku bilang aku gak cari pacar tapi lagi cari seorang suami(ini betulan), aku mau kita mencoba 3 bulan untuk pdkt dan setelah itu kita harus mempersiapkan pernikahan dalam waktu 1 tahun. Merasa mampu, Dia menyanggupi keinginanku. "Wah, nekat juga nih cowok" batinku. Akupun tak kehabisan akal, aku minta Dia untuk berpikir 2 minggu untuk merenung benar gak perasaannya padaku."Gak usah 2 minggu deh, 1 minggu aja aku juga sudah siap memberi jawaban padamu dan bila aku diam, berarti aku yakin dengan perasaanku padamu karena aku memang sudah capek pacaran dengan ABG atau seumur denganku." "Aku tuh pingin cari istri yang usianya di atasku dan punya pemikiran yang lebih dewasa dariku, sehingga nantinya saat ada kesulitan dan rumah tangga bukan hanya aku saja yang mencari jalan keluar tapi aku ingin istriku juga bisa memberikan jalan keluar buatku", katanya. Dalam hatiku aku berkata, "wah enak nih punya suami seperti dia". Tapi aku tidak putus asa untuk meyakinkan bahwa perasaannya padaku hanya sekedar kagum dengan sosokku saat ada di kantor dan yang selalu bisa menangani masalah kantor yang menjadi tanggung jawabku.Walaupun dia bersikukuh dengan jawabannya, akhirnya kami (khususnya Dia) sepakat merenung selama 2 minggu.

Lebaran haji tiba, aku diajak kakak pulang ke tanah seberang, selama 1 minggu di sana komunikasi kami masih lancar, Dia masih suka mengungkapkan keseriusannya padaku dan lagi-lagi aku meminta Dia untuk bersabar sambil aku minta padanya untuk mencoba bertanya pada keluarganya bagaimana reaksi mereka jika Dia punya istri lebih tua 6 tahun darinya...sampai tibalah akhirnya waktu 2 minggu untuk kami merenung habis...tapi tunggu punya tunggu tak ada jawaban dari dia. Aku sih pasrah karena memang aku sangat ragu pada perasaannya dan aku juga takut kecewa lagi. Akupun mencoba memberi waktu agak lama padanya. Tapi, taukah kau teman, sikap dia dikantor mulai berubah. Sedikit-demi sedikit dia menghindari aku, tapi aku tidak mau punya pikiran buruk padanya karena saat itu kerjaan dia lagi banyak dan aku sendiri sedang menyiapkan laporan tahunan.

Akhirnya suatu malam aku sms padanya "Ternyata butuh waktu lebih dari 2 minggu ya untuk memastikan apakah perasaanmu padaku itu benar?" "Tunggu jawabanku setelah aku balik dari kampung", jawabnya. "Sekalian tanya ama ortumu boleh gak kamu punya istri lebih tua dari kamu", pesanku padanya. Dan aku mesti menunggu 3 hari lagi jawaban darinya.

"Aku memang gak yakin dengan perasaanku padamu, kamu cocoknya jadi kakak bagiku...maafkan aku." Sms itu mampir ke Handphoneku dan ada sedikit kekecewaan dihatiku dengan sms darinya tapi mau apa dikata sebab dari awal aku memang sangat ragu dan tidak berharap banyak dari perasaannya. Perasaan sedih, kecewa dan marah bertumpuk memenuhi dadaku. Dan selama 1 bulan aku belum bisa menguasai perasaan kecewa, sedih dan marahku. Tapi aku harus bangkit dan tetap eksis di pekerjaanku. Hubunganku dengannya kembali normal seperti sebelum dia mengungkapkan perasaannya padaku. Ya.....ternyata dia hanya kagum pada sosok diriku dan bukan perasaan cinta dan sayang yang dia berikan padaku
lanjutan...