March 28, 2008

Ayat-ayat cinta

Bagi saya, film Ayat-ayat Cinta(AAC) mengandung banyak hikmah di dalamnya. Jujur atau tidak, suka atau tidak, bagi Anda yang sudah menonton film ini atau yang sudah membaca novelnya, pasti akan mengakuinya bahwa novel karangan Habiburrahman El Shirazy atau biasa disapa Kang Abik, atau film besutan Hanung Bramantyo adalah sebuah karya yang bagus dan dapat membius saya dan 3(tiga) juta orang lainnya barang sejenak tetapi mampu menggoyahkan sedikit keegoisan kita sebagai manusia.

Bagi saya hikmah-hikmah yang terkandung di dalam AAC ini bisa dipetik dan bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari kita, antara lain :
  • Menuntut ilmu setinggi mungkin terlebih lagi ilmu agama yang bisa membawa kita pada pemahaman yang benar terhadap suatu agama dan pemikiran yang dewasa dan fleksibel. Menuntut ilmu setinggi mungkin juga adalah hal yang dianjurkan oleh Rasullullah S.A.W, apapun bentuk ilmu itu sendiri. Janganlah kita berhenti di satu tempat tanpa mau memperbaiki kualitas diri untuk menjadi lebih baik. (Sosok Fahri ingin melanjutkan studi pasca sarjana dengan menjual sawah warisan dan atas restu kedua orang tua)
  • Mempraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari baik dalam sikap, tutur kata dan perilaku hormat menghormati, saling menolong, dan saling menjaga perasaan orang lain sehingga akan terbentuk suasana rukun, damai, dan tentram apapun agama kita, jenis kelamin kita, pendidikan kita ataupun keadaan ekonomi kita. (Kedekatan dan persahabatan Fahri dan keluarga Maria adalah contoh yang baik tanpa tanpa melihat asal usul, agama dan pendidikan ataupun status ekonomi)
  • Tidak memaksakan suatu agama terhadap penganut agama yang lainnya, walaupun orang tersebut mempelajari agama lain di samping agama yang dianutnya. Jauhkan diri dari sikap ingin menguasai orang lain atas nama agama. Semakin tinggi seseorang memahami suatu agama dengan baik dan benar, maka orang tersebut akan memahami makna agama tersebut dan akan menjadikan dirinya seorang penganut agama yang baik dan benar, bukan sebaliknya.....ingin menguasai orang lain, menolong sesama dan lain sebagainya atas nama agama. (Persahabatan Fahri dan Maria adalah contoh yang baik tanpa saling mempengaruhi dalam hal akidah)
  • Berani membela kebenaran dan keadilan walaupun itu pahit dan sakit. janganlah kita patah dalam membela kebenaran dan keadilan bila itu menyangkut orang yang kita cintai, keluarga kita, kolega kita ataupun suku, dan bangsa kita.(Pembelaan Fahri terhadap sang wartawan asing haruslah dijadikan contoh bagi kita semua)
  • Lebih banyak meluangkan waktu kita untuk ibadah demi mengharapkan ridho Allah S.W.T, sehingga akan tercermin dalam diri kita sifat SABAR dan IKHLAS (kata-kata yang menjadi populer karena film dan novel AAC ini) dalam mengarungi kehidupan dunia ini. Dalam ketidaktentuan situasi ekonomi ini, sikap SABAR dan IKHLAS akan sangat ampuh membentengi diri kita dari segala perbuatan yang bisa merugikan kita sendiri di dunia ataupun di akhirat.(Kondisi Fahri dan Aisyah yang membutuhkan energi besar, sabar dan ikhlaslah kunci dari sebuah perjuangan)
  • Memperbaiki diri dalam sikap dan pergaulan antar lawan jenis. Dalam Islam istilah pacaran itu tidak ada, yang ada hanyalah melakukan taaruf untuk menuju ke pernikahan. Bila kita mempunyai pemahaman pacaran ketimbang taaruf, maka seyogyanya kita bisa menjaga perilaku kita sebagai orang muslim saat kita bersama dengan "pacar" kita. Janganlah kita bersikap over acting di khalayak ramai dengan menunjukkan cinta kasih kita dengan segala perbuatan yang dilarang oleh agama. Bukan zamannya lagi menunjukkan rasa cinta kasih kita dalam bentuk ciuman, pelukan dan segala perbuatan yang bisa menghilangkan akal sehat kita, lebih baik masa "pacaran" diisi oleh pemahaman dan saling mengenal lebih jauh sifat pasangan kita untuk menuju kualitas hubungan lebih bermutu).
  • Menghilangkan sikap sombong, merasa benar sendiri dan merasa dirinya paham akan agama yang dianut, tetapi sikap dan perbuatan kita terkadang menyimpang dari ajaran agama tanpa kita sadari.(Sikap yang ditunjukkan oleh seorang laki-laki Mesir terhadap Alicia dan keluarganya di Metro).
  • Ikhlas dengan apa yang telah ditakdirkan untuk kita tanpa mengurangi rasa syukur dan ikhtiar kita untuk mencapai suatu cita-cita dan keinginan. Ikhlas bila seorang suami mendapatkan seorang istri yang lebih kaya, cantik, dan pintar; tanpa mengurangi kualitas diri sebagai seorang imam/pemimpin dalam rumah tangga).
  • Seorang istri harus selalu menyiapkan diri bila suatu saat sang suami ingin memadunya dengan mengharap ridho Allah.
lanjutan...

Dunia Anak kini ……

Saat ini di salah satu stasiun TV swasta tengah menggelar acara idola cilik. Iklanpun digelontor untuk mencari bakat-bakat cilik(kata mereka). Maka, berbondong-bondonglah peserta dari segala penjuru negeri untuk mendapatkan tiket tersebut. Dari yang bersuara jelek sampai yang mempunyai suara baguspun berjubel. Berbagai lagu diperdengarkan oleh calon-calon idola cilik itu...dan ternyata...98% lagu-lagu yang mereka bawakan adalah lagu-lagu untuk orang dewasa...yang kebanyakan bertemakan cinta.

Syair lagu-lagu bertemakan cinta, cumbu rayu, cemburu, sakit hati, selingkuh dan lainnya yang ada di dunia manusia dewasa meluncur dari mulut-mulut mungil itu tanpa diketahui apa arti dari semua itu oleh makhluk-makhluk kecil calon idola cilik itu.

Saat saya masih duduk di bangku TK-Taman kanak-kanak dan sekolah dasar, saya masih suka menyanyikan lagu-lagu Chica Koeswoyo, Adi bing Slamet dan lagu-lagu bertemakan keindahan alam dan lagu-lagu bertemakan dunia anak-anak begitu juga dengan teman-teman sebaya saya...dan saat itu masih bermunculan lagu-lagu untuk anak dan silih berganti. Tapi apa yang terjadi sekarang...????? anak-anak bahkan balita lebih senang mendendangkan lagu-lagu orang dewasa.

Saya tidak tahu apakah ini ada gejala Eksploitasi anak yang dilakukan oleh orangtua mereka ???. Apakah memang banyak para orang tua lebih suka anak-anak kecil mereka pandai menyanyikan lagu-lagu orang dewasa ketimbang lagu anak-anak, lagu yang cocok untuk usia mereka, lagu-lagu rohani, atau hafal surat-surat pendek Al-Qur’an ?????.......Apakah bila anak-anak kecil mereka tidak bisa menyanyikan lagu bertemakan cinta maka anak-anak mereka akan dianggap GAK GAUL, KETINGGALAN JAMAN DAN BUKAN JAMANNYA LAGI ??????? ENTAHLAH..........

Sebagai penyelenggara pencari calon idola cilik, seyogyanya mereka lebih bisa mengarahkan calon-calon idola cilik untuk bisa mendendangkan lagu-lagu yang cocok dengan usia mereka dan nantinya saat babak final mereka wajib menyanyikan lagu yang cocok untuk usia mereka, dengan begitu semua pihak penyelenggara ataupun pemberi keputusan dalam hal ini dewan juri ataupun komentator turut bertanggung jawab dalam pembelajaran anak. Begitu juga dengan para peserta, jangan sampai mereka lebih mengerti akan makna kata-kata cinta, cumbu rayu, selingkuh dan segala kata yang hanya cocok untuk dunia orang dewasa ketimbang memahami dunianya mereka sendiri yaitu dunia anak-anak, ataupun pemahaman yang sesuai dengan usia mereka.

Jangan sampai juga acara pencari idola cilik ini dijadikan ajang eksploitasi anak, karena saat ini semakin banyak para orang tua berdiri di belakang kesuksesan anak-anak mereka (dalam arti yang sesungguhnya). Dengan berbagai cara mereka berjuang agar anak-anak mereka mendapatkan apa yang orang tua inginkan. Cara meng-eksploitasi anak-anak mereka yang sedang mewabah adalah menjadikan anak-anak mereka menjadi Mesin Uang bagi mereka (sebagian orang tua tanpa sadar atau dengan kesadarannya melakukan itu). Dan sebagian lagi ingin menggapai cita-cita para orang tua yang tidak bisa diraihnya. Tetapi banyak juga orang tua-orang tua yang kehidupan ekonominya mapan tetap saja mengeksloitasi anak-anak mereka dengan alasan bakat turunan dari ibunyalah, bapaknyalah, kakek dan neneknyalah atau dengan alasan anaknya sendiri yang mau.........bahkan ada yang punya pemikiran AJI MUMPUNG......suatu alasan yang sangat tidak bijaksana.

Biarkanlah mereka menjalani masa-masa kanak mereka dengan bahagia dan sesuai dengan usia pertumbuhannya.....sehingga orang tua bisa berperan sebagaimana mestinya. Jangan sampai hanya karena si anak sebagai pencari nafkah, dan orang tua tidak berperan sebagai mestinya, tidak bisa mengatur lagi tingkah laku si anak, tidak bisa melarang ini dan itu dan sebagainya sehingga akan berdampak pada perilaku dan sifat anak di kemudian hari. Anak adalah titpan Tuhan yang harus kita jaga dan juga bisa menolong kita bila kelak kita telah kembali kepada-Nya dengan doa-doanya.

Setiap orang tua sangat mendambakan anak-anak yang berbakti pada orang tua, sholeh dan sholehah serta patuh terhadap orang tua.... untuk itu marilah kita sadari sedini mungkin gejala-gejala eksploitasi dalam bentuk apapun dan sekecil apapun terhadap anak-anak kita.

lanjutan...