March 28, 2008

Dunia Anak kini ……

Saat ini di salah satu stasiun TV swasta tengah menggelar acara idola cilik. Iklanpun digelontor untuk mencari bakat-bakat cilik(kata mereka). Maka, berbondong-bondonglah peserta dari segala penjuru negeri untuk mendapatkan tiket tersebut. Dari yang bersuara jelek sampai yang mempunyai suara baguspun berjubel. Berbagai lagu diperdengarkan oleh calon-calon idola cilik itu...dan ternyata...98% lagu-lagu yang mereka bawakan adalah lagu-lagu untuk orang dewasa...yang kebanyakan bertemakan cinta.

Syair lagu-lagu bertemakan cinta, cumbu rayu, cemburu, sakit hati, selingkuh dan lainnya yang ada di dunia manusia dewasa meluncur dari mulut-mulut mungil itu tanpa diketahui apa arti dari semua itu oleh makhluk-makhluk kecil calon idola cilik itu.

Saat saya masih duduk di bangku TK-Taman kanak-kanak dan sekolah dasar, saya masih suka menyanyikan lagu-lagu Chica Koeswoyo, Adi bing Slamet dan lagu-lagu bertemakan keindahan alam dan lagu-lagu bertemakan dunia anak-anak begitu juga dengan teman-teman sebaya saya...dan saat itu masih bermunculan lagu-lagu untuk anak dan silih berganti. Tapi apa yang terjadi sekarang...????? anak-anak bahkan balita lebih senang mendendangkan lagu-lagu orang dewasa.

Saya tidak tahu apakah ini ada gejala Eksploitasi anak yang dilakukan oleh orangtua mereka ???. Apakah memang banyak para orang tua lebih suka anak-anak kecil mereka pandai menyanyikan lagu-lagu orang dewasa ketimbang lagu anak-anak, lagu yang cocok untuk usia mereka, lagu-lagu rohani, atau hafal surat-surat pendek Al-Qur’an ?????.......Apakah bila anak-anak kecil mereka tidak bisa menyanyikan lagu bertemakan cinta maka anak-anak mereka akan dianggap GAK GAUL, KETINGGALAN JAMAN DAN BUKAN JAMANNYA LAGI ??????? ENTAHLAH..........

Sebagai penyelenggara pencari calon idola cilik, seyogyanya mereka lebih bisa mengarahkan calon-calon idola cilik untuk bisa mendendangkan lagu-lagu yang cocok dengan usia mereka dan nantinya saat babak final mereka wajib menyanyikan lagu yang cocok untuk usia mereka, dengan begitu semua pihak penyelenggara ataupun pemberi keputusan dalam hal ini dewan juri ataupun komentator turut bertanggung jawab dalam pembelajaran anak. Begitu juga dengan para peserta, jangan sampai mereka lebih mengerti akan makna kata-kata cinta, cumbu rayu, selingkuh dan segala kata yang hanya cocok untuk dunia orang dewasa ketimbang memahami dunianya mereka sendiri yaitu dunia anak-anak, ataupun pemahaman yang sesuai dengan usia mereka.

Jangan sampai juga acara pencari idola cilik ini dijadikan ajang eksploitasi anak, karena saat ini semakin banyak para orang tua berdiri di belakang kesuksesan anak-anak mereka (dalam arti yang sesungguhnya). Dengan berbagai cara mereka berjuang agar anak-anak mereka mendapatkan apa yang orang tua inginkan. Cara meng-eksploitasi anak-anak mereka yang sedang mewabah adalah menjadikan anak-anak mereka menjadi Mesin Uang bagi mereka (sebagian orang tua tanpa sadar atau dengan kesadarannya melakukan itu). Dan sebagian lagi ingin menggapai cita-cita para orang tua yang tidak bisa diraihnya. Tetapi banyak juga orang tua-orang tua yang kehidupan ekonominya mapan tetap saja mengeksloitasi anak-anak mereka dengan alasan bakat turunan dari ibunyalah, bapaknyalah, kakek dan neneknyalah atau dengan alasan anaknya sendiri yang mau.........bahkan ada yang punya pemikiran AJI MUMPUNG......suatu alasan yang sangat tidak bijaksana.

Biarkanlah mereka menjalani masa-masa kanak mereka dengan bahagia dan sesuai dengan usia pertumbuhannya.....sehingga orang tua bisa berperan sebagaimana mestinya. Jangan sampai hanya karena si anak sebagai pencari nafkah, dan orang tua tidak berperan sebagai mestinya, tidak bisa mengatur lagi tingkah laku si anak, tidak bisa melarang ini dan itu dan sebagainya sehingga akan berdampak pada perilaku dan sifat anak di kemudian hari. Anak adalah titpan Tuhan yang harus kita jaga dan juga bisa menolong kita bila kelak kita telah kembali kepada-Nya dengan doa-doanya.

Setiap orang tua sangat mendambakan anak-anak yang berbakti pada orang tua, sholeh dan sholehah serta patuh terhadap orang tua.... untuk itu marilah kita sadari sedini mungkin gejala-gejala eksploitasi dalam bentuk apapun dan sekecil apapun terhadap anak-anak kita.

No comments: